Minggu, 03 Mei 2015

faktor-faktor yang mempengaruhi budi pekerti



MAKALAH
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKHLAK, MORAL, BUDI PEKERTI DAN ETIKA
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:

Dosen Pengampu



 









Disusun
O
L
E
H:

Nama
NIM
1.     Aan  Filianti
1312201
2.     Reni
1312213

PENDIDIKAN GURU RAUDATUL ATFAL (PGRA)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK
BANGKA BELITUNG
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR

Asslamualaikum warahmatullah wabarakatuh.
          Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam yang mana atas rahmat dan hidayatnya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun banyak terdapat kendala dan hambatan. Tak lupa pula sholawat dan salam saya hanturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad Saw dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti ajaran dan jejaknya hingga hari kiamat nanti.
Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih  kepada suami dan buah hati tercinta yang telah memberikan dukungan kepada saya. Baik itu dukungan moril maupun meteril.
Makalah ini diharapkan dapat menjadi menjadi referensi bagi para mahasiswa untuk lebih mengetahui tentang ‘’Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak, Moral, Budi Pekerti Dan Etika’’.
Apabila terdapat banyak kekurangan kritik dan saran yang membangun. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, penulis mengucapkan banyak – banyak terima kasih. Semoga makalah ini dapat berguna untuk kita semua dan dapat menjadi referensi buat kita untuk lebih dan lebih menggali ilmu yang berkaitan dengan Psikologi Pendidikan. Amin

Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.


                                                                                    Petaling, 20 Maret 2015
                                                                                                Penyusun



                                                                                    .................................


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
I.          Pendahuluan
A.       Latar Belakang ......................................................................................... 1
II.       Pembahasan
A.     Pengertian Aklah, Moral, Budi Pekerti dan Etika....................................... 2
B.     Ruang Lingkup ........................................................................................... 5
C.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak Moral, Budi Pekerti dan Etika ........................................................................................ 6
III.     Penutup
A.       Kesimpulan .............................................................................................. 9
DAFTAR ISI ........................................................................................................ 10









BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Berbicara masalah pembentukan akhlak sama berbicara masalah tujuan pendidikan, karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah tujuan akhlak. Menurut Muhammah Athiyah Al-Abrasyi yang dikutip oleh Abudin Nata mengatakan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa dan tujuan pendidikan islam. Tujuan utama pendidikan islam adalah identik dengan tujuan hidup setiap muslim, yaitu menjadi hamba Allah, yaitu hamba yang percaya dan menyerahkan diri kepadanya dengan memeluk agama Islam.
Manusia diciptakan oleh Allah Azza wa Jalla sebagai kholifah yang bertugas untuk mengelola apa yang ada di dunia ini dengan cara yang baik sesuai dengan petunjuk dalam al-quran dan hadist. Hakekat seorang manusia adalah seorang makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang memiliki hak dan kewajiban untuk saling berinteraksi dengan sesama manusia.
Manusia yang diciptakan dengan penuh kesempurnaan akal dan pikiran oleh Allah kemudian juga harus berinteraksi dengan sekitarnya dengan cara yang dibenarkan sehingga kehidupan bersama yang damai dan penuh dengan rasa aman dapat tercapai. Hal yang utama yang mengatur ini semua adalah Akhlak manusia. Akhlak memiliki peranan yang sangat penting pada diri manusia. Manusia terlahir dengan sebuah fitrah yang suci, lingkunganlah yang kemudian akan mengarahkan manusia hendak menjadi manusia yang baik ataukah sebaliknya menjadi manusia yang berakhlak kurang baik.
Dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam pergaulan, kita mampu menilai perilaku seseorang, apakah itu baik atau buruk. Hal tersebut dapat terlihat dari cara bertutur kata dan bertingkah laku. Akhlak, moral, dan etika masing-masing individu berbeda-beda, hal tersebut dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal tiap-tiap individu.

BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Aklah, Moral, Budi Pekerti dan Etika[1]
1.         Pengertian Akhlak
Secara bahasa bentuk jamak dari akhlak adalah khuluq, yang memiliki arti tingkah laku, perangai dan tabiat. Secara istilah, akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan direnungkan lagi. Dari segi istilah, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Sementara itu, Imam Al-Ghazali yang selanjutnya dikenal sebagai hujjatul Islam (pembela Islam), karena kepiawaiannya dalam membela Islam dari berbagai paham yang dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn Miskawaih, mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
2.         Pengertian Moral
Secara bahasa dibentuk dari bentuk dari kata mores yang artinya adat kebiasaan. Moral ini selalu dikaitkan dengan ajaran baik/buruk yang diterima umum/masyarakat. Menurut istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk.
3.         Pengertian Budi Pekerti
Kata budi mempunyai makna sebagai berikut;
a.         Alat batin yang merupakan panduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk
b.         Tabiat, akhlak, watak, dan orang yang baik
c.         Perbuatan baik dan kebaikan
d.         Daya upaya dan ikhtiar
e.         Akal
Sedangkan kata pekerti bermakna tingkah laku, perangai, akhlak dan watak. Berbudi berarti mempunyai budi, bijaksana, berakal, berkelakuan baik, murah hati dan baik hati.
4.         Pengertian Etika
Etika dinyatakan sebagai filsafat moral, yaitu studi yang sitematik mengenai sifat dasar dari konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah, dan sebagainya. Dari definisi etika tersebut, dapat segera diketahui bahwa etika berhubungan dengan empat hal sebagai berikut.
a.       Dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia.
b.      Dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Sebagai hasil pemikiran, maka etika tidak bersifat mutlak, absolute dan tidak pula universal. Ia terbatas, dapat berubah, memiliki kekurangan, kelebihan dan sebagainya. Selain itu, etika juga memanfaatkan berbagai ilmu yang membahas perilaku manusia seperti ilmu antropologi, psikologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi dan sebagainya.
c.       Dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Dengan demikian etika lebih berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh manusia. Etika lebih mengacu kepada pengkajian sistem nilai-nilai yang ada.
d.      Dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relative yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Dengan cirri-cirinya yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatan baik atau buruk.

B.       Ruang Lingkup
Ruang yaitu sela-sela antara dua (deret) tiang atau rongga yang berbatas terlingkung oleh bidang tertentu. Lingkup ialah luasnya subjek yang tercakup di dalamnya. Ruang lingkup etika ialah cara menetapkan seberapa luas materi etika yang dibahas, sumber-sumbernya, tokoh-tokohnya, tema-temanya, dan cakupannya yang mendalam. Menentukan ruang lingkup pembahasan etika, setiap ahli belum ada kata sepakat dan keseragaman, karena masing-masing memberikan materi yang berbeda dan bervariasi. Ini terbukti, tiap-tiap buku yang mereka susun ternyata mengejutkan, ruang lingkup (scope) pembahasan etika ternyata tidak sama (berbeda-beda), baik mengenai isi, sumber-sumbernya, tokoh-tokohnya, tema-temanya, materi maupun pembahasannya.
Ruang lingkup etika tidak memberikan arah yang khusus atau pedoman yang tegas terhadap pokok-pokok bahasannya, tetapi secara umum ruang lingkup etika,  adalah sebagai berikut :
1.        etika menyelidiki sejarah dalam berbagai aliran, lama, dan baru tentang tingkah laku manusia;
2.        etika membahas tentang cara-cara menghukum, menilai baik dan buruknya suatu pekerjaan;kebiasaannya, lingkungannya, kehendak, cita-citanya, suara hatinya, motif mendorongnya berbuat dan masalah pendidikan etika;
3.        etika menyelidiki faktor-faktor penting yang mencetak, mempengaruhi dan mendorong lahirnya tingkah laku mausia, meliputi faktor manusia itu sendiri, fitrahnya (nalurinya), adat kebiasaannya, lingkungannya, kehendak, cita-citanya, suara hatinya, motif yang mendorongnya berbuat dan masalah pendidikan etika;
4.        etika menerangkan mana yang baik dan mana pula yang buruk. Menurut ajaran Islam etika yang baik itu harus bersumber pada Alquran dan Hadits nabi. Ini tidak dapat ditawar-tawar lagi, karena jika etika didasarkan pada pemikiran manusia (filsafat), harsilnya sebagian selalu bertentangan dengan fitrah manusia;
5.        etika mengajarkan cara-cara yang perlu ditempuh, juga untuk meningkatkan budi pekerti ke jenjang kemuliaan, misalnya dengan cara melatih diri untuk mencapai perbaikan bagi kesempurnaan pribadi. Latihan adalah cara yang sangat tepat untuk membiasakan manusia beretika luhur bukan hanya teori saja, tetapi benar-benar mengakar dalam hati sanubari setiap insan;
6.        etika menegaskan arti dan tujuan hidyp yang sebenarnya, sehingga dapatlah manusia terangsang secara aktif mengerjakan kebaikan dan menjauhkan segala kelakuan yang buruk dan tercela.
Dalam kehidupan sehari-hari sering terdengar bahwa etika, memberikan hukuman kepada beberapa perbuatan bahwa sesuatu itu baik atau buruk, benar atau salah, hak atau batil. Hukum ini merata di antara manusia, baik yang tinggi kedudukannya maupun rendah, baik dalam perbuatan yang besar maupun kecil. Diucapkan oleh ahli hukum dalam hukum undang-undang, oleh ahli perusahaan dalam perusahaanya dan di berabgai kesempatan. Bahkan, oleh anak-anak dalam permainan mereka, apakah artinya baik dan buruk dan dengan ukuran apa dapat mengukur perbuatan yang diberi hukuman baik dan buruk.[2]
C.       Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak Moral, Budi Pekerti dan Etika
Secara umum, ada beberapa aliran yang mempengaruhi pembentukan akhlak, moral, budi pekerti dan etika, diantaranya:[3]
a.         Aliran nativisme
Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruh terhadap diri seseorang adalah faktor bawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecendrungan, bakat dan akal.
b.        Aliran empirisme
Menurut aliran ini faktor yang paling mempengaruhi pembentukan diri seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan.
c.         Aliran konvergensi
Menurut aliran ini faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak yaitu faktor internal (bawaan) dan faktor dari luar (lingkungan sosial).
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak ada 6, yaitu insting, pola dasar bawaan, lingkungan, kebiasaan, kehendak dan pendidikan.[4]
1.        Insting (Nurani)
Insting merupakan sifat jiwa yang pertama yang membentuk akkhlak, akan tetapi suatu sifat yang masih primitif, yang tidak dapat lengah dan dibiarkan begitu saja, bahkan wajib di didik dan di asuh. Cara mendidik dan mengasuh insting kadang-kadang dengan ditolak dan kadang-kadang pula diterima.
Macam-macam insting
a.         Insting menjaga diri sendiri
b.        Insting menjaga lawan jenis
c.         Insting merasa takut
2.        Pola Dasar Bawaan
Pada awal perkembangan kejiwaan primitif, bahwa ada pendapat yang mengatakan kelahiran manusia itu sama. Dan yang membedakan adalah faktor pendidikan. Tetapi pendapat baru mengatakan tidak ada dua orang yang keluar di alam keujudan sama dalam tubuh, akal dari akhlaknya.
Ada beberapa teori yang mengemukakan masalah turunan, yaitu:
a.         Turunan (pembawaan) sifat-sifat manusia.
b.        Sifat-sifat bangsa (adat istiadad)
3.        Lingkungan
Lingkungan ialah suatu yang melingkungi tubuh yang hidup. Lingkungan tumbuh-tumbuhan oleh adanya tanah dan udaranya, lingkungan manusian ialah apa yang melingkungi dari negeri, lautan, sungai, udara dan bangsa. Lingkungan terbagi menjadi dua macam, yakni lingkungan alam dan lingkungan pergaulan.
Lingkungan terbagi menjadi dua bagian, diantaranya;
a.         Lingkungan alam
b.        Lingkungan pergaulan
5.        Kebiasaan (adat istiadat)
Adat istiadat/kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang terus sehingga mudah dikerjakan bagi seseorang. Seperti kebiasaan berjalan, berpakaian, berbicara, berpidato, mengajar dan lain sebagainya.
6.        Kehendak
Kehendak merupakan suatu perbuatan yang ada berdasar atas kehendak dan bukan hasil kehendak. Contoh berdasarkan kehendak adalah menulis, membaca, mengarang atau berpidato dan lain sebagainya. Adapun contoh yang berdasarkan bukan kehendak adala detik hati, bernafas dan gerak mata. Ahli-ahli mengatakan bahwa keinginan yang menang adalah keinginan yang alamnya lebih kuat meskipun dia bukan keinginan yang lebih kuat.
Kehendak juga merupakan suatu kekuatan dari beberapa kekuatan. Seperti uap atau listrik, kehendak ialah kehendak manusia dan dari padanya timbul segala perbuatan yang hasil dari kehendak, dan segala sifat manusia dan kekuatannya seolah olah tidur nyenyak sehingga dibangunkan oleh kehendak. Maka kemahiran penggunaan, kekuatan akal ahli pikir, kepandaian bekerja, kekuatan urat, tahu akan wajib dan mengetahui apa yang seharusnya dan tidak seharusnya, kesemuanya ini tidak mempengaruhi dalam hidup, bila tidak didorongkan oleh kekuatan kehendak, dan semua tidak ada harganya bila tidak dirubah oleh kehendak menjadi perbuatan.

7.        Pendidikan
Dunia pendidikan, sangat besar sekali pengaruhnya terhadap perubahan prilaku akhlak seseorang. Berbagai ilmu diperkenalkan, agar siswa memahaminya dan dapat melakukan perubahan pada dirinya.
Dengan demikian, setrategis sekali, dikalangan pendidikan dijadikan pusat perubahan perilaku yang kurang baik untuk diarahkan menuju ke prilaku yang baik. Maka dibutuhkan beberapa unsur dalam pendidikan, untuk bisa dijadikan agen, perubahan sikap dan perilaku manusia, yaitu:
a.         Tenaga pendidik
b.        Materi pengajaran
c.         Metodologis pengajaran
d.        Lingkungan sekolah



















IV.    PENUTUP

A.       Kesimpulan
Akhlak memiliki peranan yang sangat penting pada diri manusia. Manusia terlahir dengan sebuah fitrah yang suci, lingkunganlah yang kemudian akan mengarahkan manusia hendak menjadi manusia yang baik ataukah sebaliknya menjadi manusia yang berakhlak kurang baik.
Manusia yang diciptakan dengan penuh kesempurnaan akal dan pikiran oleh Allah kemudian juga harus berinteraksi dengan sekitarnya dengan cara yang dibenarkan sehingga kehidupan bersama yang damai dan penuh dengan rasa aman dapat tercapai. Hal yang utama yang mengatur ini semua adalah Akhlak manusia.
Ada beberapa hal; yang mempengaruhi terbentuknya akhlak, etika, moral dan budi pekerti, diantaranya;
1.        Insting (Nurani)
2.        Pola dasar bawaan
3.        Lingkungan
4.        Kebiasaan
5.        Kehendak
6.        Lingkungan, serta
7.        Pendidikan.











DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M.Yatimin. 2006.  Pengantar Studi Etika, Jakarta : Raja grafindo Persada.
Amin, Muhammad 1987. Pengantar Il;mu Ahklak, Surabaya: Express.
Azyumadi. 2002 Akhlak Dalam Kehidupan Thasawuf, Jakarta: Rajag rafindo Persada .
Mustafa, Cet.3, 2005. Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia.

      



[1] Azyumadi. Akhlak Dalam Kehidupan Thasawuf, (Jakarta: Rajagrafindo Persada 2002), hal. 203-204
[2] M.Yatimin Abdullah, Pengantar Studi Etika, (Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2006), hlm.11-15
[3] Muhammad Amin, Pengantar Il;mu Ahklak, (Surabaya: Express, 1987), hal. 7-8.
[4] Mustafa, Cet.3, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hal. 82.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar