MAKALAH
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
AKHLAK, MORAL, BUDI PEKERTI DAN ETIKA
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah:
Dosen Pengampu
![]() |
Disusun
O
L
E
H:
|
Nama
|
NIM
|
|
1.
Aan Filianti
|
1312201
|
|
2.
Reni
|
1312213
|
PENDIDIKAN GURU RAUDATUL ATFAL (PGRA)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK
BANGKA BELITUNG
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Asslamualaikum warahmatullah
wabarakatuh.
Segala
puji bagi Allah tuhan semesta alam yang mana atas rahmat dan hidayatnya lah
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun banyak terdapat
kendala dan hambatan. Tak lupa pula sholawat dan salam saya hanturkan kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad Saw dan para sahabatnya serta orang-orang
yang mengikuti ajaran dan jejaknya hingga hari kiamat nanti.
Tak lupa
pula saya ucapkan terima kasih kepada
suami dan buah hati tercinta yang telah memberikan dukungan kepada saya. Baik
itu dukungan moril maupun meteril.
Makalah ini
diharapkan dapat menjadi menjadi referensi bagi para mahasiswa untuk lebih
mengetahui tentang ‘’Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Akhlak, Moral, Budi Pekerti Dan Etika’’.
Apabila
terdapat banyak kekurangan kritik dan saran yang membangun. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, penulis mengucapkan banyak – banyak terima kasih. Semoga
makalah ini dapat berguna untuk kita semua dan dapat menjadi referensi buat
kita untuk lebih dan lebih menggali ilmu yang berkaitan dengan Psikologi
Pendidikan. Amin
Wassalamualaikum warahmatullah
wabarakatuh.
Petaling, 20 Maret 2015
Penyusun
.................................
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
............................................................................................
i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
ii
I.
Pendahuluan
A. Latar Belakang
.........................................................................................
1
II. Pembahasan
A.
Pengertian Aklah, Moral, Budi Pekerti dan Etika....................................... 2
B.
Ruang Lingkup ...........................................................................................
5
C.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak Moral,
Budi Pekerti dan Etika
........................................................................................
6
III. Penutup
A. Kesimpulan
..............................................................................................
9
DAFTAR ISI
........................................................................................................
10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berbicara masalah pembentukan akhlak sama berbicara
masalah tujuan pendidikan, karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli
yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah tujuan akhlak. Menurut Muhammah
Athiyah Al-Abrasyi yang dikutip oleh Abudin Nata mengatakan bahwa pendidikan
budi pekerti dan akhlak adalah jiwa dan tujuan pendidikan islam. Tujuan utama
pendidikan islam adalah identik dengan tujuan hidup setiap muslim, yaitu
menjadi hamba Allah, yaitu hamba yang percaya dan menyerahkan diri kepadanya dengan
memeluk agama Islam.
Manusia diciptakan oleh Allah Azza wa Jalla sebagai
kholifah yang bertugas untuk mengelola apa yang ada di dunia ini dengan cara
yang baik sesuai dengan petunjuk dalam al-quran dan hadist. Hakekat seorang
manusia adalah seorang makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang memiliki
hak dan kewajiban untuk saling berinteraksi dengan sesama manusia.
Manusia yang diciptakan dengan penuh kesempurnaan
akal dan pikiran oleh Allah kemudian juga harus berinteraksi dengan sekitarnya
dengan cara yang dibenarkan sehingga kehidupan bersama yang damai dan penuh
dengan rasa aman dapat tercapai. Hal yang utama yang mengatur ini semua adalah
Akhlak manusia. Akhlak memiliki peranan yang sangat penting pada diri manusia.
Manusia terlahir dengan sebuah fitrah yang suci, lingkunganlah yang kemudian
akan mengarahkan manusia hendak menjadi manusia yang baik ataukah sebaliknya
menjadi manusia yang berakhlak kurang baik.
Dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam
pergaulan, kita mampu menilai perilaku seseorang, apakah itu baik atau buruk.
Hal tersebut dapat terlihat dari cara bertutur kata dan bertingkah laku.
Akhlak, moral, dan etika masing-masing individu berbeda-beda, hal tersebut
dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal tiap-tiap individu.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Akhlak
Secara
bahasa bentuk jamak dari akhlak adalah khuluq, yang memiliki arti tingkah laku,
perangai dan tabiat. Secara istilah, akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong
perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan direnungkan lagi. Dari
segi istilah, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya
untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Sementara
itu, Imam Al-Ghazali yang selanjutnya dikenal sebagai hujjatul Islam (pembela
Islam), karena kepiawaiannya dalam membela Islam dari berbagai paham yang
dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn Miskawaih, mengatakan
akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam
perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
2.
Pengertian Moral
Secara
bahasa dibentuk dari bentuk dari kata mores yang artinya adat kebiasaan. Moral
ini selalu dikaitkan dengan ajaran baik/buruk yang diterima umum/masyarakat.
Menurut istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan
batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara
layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Berdasarkan
kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang
digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai
(ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Jika pengertian etika dan moral
tersebut dihubungkan satu dengan lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara
etika dan moral memiki objek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang
perbuatan manusia selanjutnya ditentukan posisinya apakah baik atau buruk.
3.
Pengertian Budi Pekerti
Kata budi mempunyai makna sebagai berikut;
a.
Alat batin yang merupakan panduan akal dan perasaan untuk
menimbang baik dan buruk
b.
Tabiat, akhlak, watak, dan orang yang baik
c.
Perbuatan baik dan kebaikan
d.
Daya upaya dan ikhtiar
e.
Akal
Sedangkan
kata pekerti bermakna tingkah laku, perangai, akhlak dan watak. Berbudi berarti
mempunyai budi, bijaksana, berakal, berkelakuan baik, murah hati dan baik hati.
4.
Pengertian Etika
Etika
dinyatakan sebagai filsafat moral, yaitu studi yang sitematik mengenai sifat
dasar dari konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah, dan
sebagainya. Dari definisi etika tersebut, dapat segera diketahui bahwa etika
berhubungan dengan empat hal sebagai berikut.
a.
Dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya
membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia.
b.
Dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal
pikiran atau filsafat. Sebagai hasil pemikiran, maka etika tidak bersifat
mutlak, absolute dan tidak pula universal. Ia terbatas, dapat berubah, memiliki
kekurangan, kelebihan dan sebagainya. Selain itu, etika juga memanfaatkan
berbagai ilmu yang membahas perilaku manusia seperti ilmu antropologi,
psikologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi dan sebagainya.
c.
Dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai
penilai, penentu dan penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh
manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia,
terhormat, hina dan sebagainya. Dengan demikian etika lebih berperan sebagai
konseptor terhadap sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh manusia. Etika
lebih mengacu kepada pengkajian sistem nilai-nilai yang ada.
d.
Dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relative yakni
dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Dengan cirri-cirinya yang demikian
itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya
menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatan baik atau buruk.
B. Ruang Lingkup
Ruang yaitu sela-sela
antara dua (deret) tiang atau rongga yang berbatas terlingkung oleh bidang
tertentu. Lingkup ialah luasnya subjek yang tercakup di dalamnya. Ruang lingkup
etika ialah cara menetapkan seberapa luas materi etika yang dibahas,
sumber-sumbernya, tokoh-tokohnya, tema-temanya, dan cakupannya yang mendalam.
Menentukan ruang lingkup pembahasan etika, setiap ahli belum ada kata sepakat dan
keseragaman, karena masing-masing memberikan materi yang berbeda dan
bervariasi. Ini terbukti, tiap-tiap buku yang mereka susun ternyata
mengejutkan, ruang lingkup (scope) pembahasan etika ternyata tidak sama
(berbeda-beda), baik mengenai isi, sumber-sumbernya, tokoh-tokohnya,
tema-temanya, materi maupun pembahasannya.
Ruang lingkup etika tidak
memberikan arah yang khusus atau pedoman yang tegas terhadap pokok-pokok
bahasannya, tetapi secara umum ruang lingkup etika, adalah sebagai berikut :
1.
etika menyelidiki sejarah dalam berbagai aliran, lama,
dan baru tentang tingkah laku manusia;
2.
etika membahas tentang cara-cara menghukum, menilai baik
dan buruknya suatu pekerjaan;kebiasaannya, lingkungannya, kehendak,
cita-citanya, suara hatinya, motif mendorongnya berbuat dan masalah pendidikan
etika;
3.
etika menyelidiki faktor-faktor penting yang mencetak,
mempengaruhi dan mendorong lahirnya tingkah laku mausia, meliputi faktor
manusia itu sendiri, fitrahnya (nalurinya), adat kebiasaannya, lingkungannya,
kehendak, cita-citanya, suara hatinya, motif yang mendorongnya berbuat dan
masalah pendidikan etika;
4.
etika menerangkan mana yang baik dan mana pula yang
buruk. Menurut ajaran Islam etika yang baik itu harus bersumber pada Alquran
dan Hadits nabi. Ini tidak dapat ditawar-tawar lagi, karena jika etika
didasarkan pada pemikiran manusia (filsafat), harsilnya sebagian selalu
bertentangan dengan fitrah manusia;
5.
etika mengajarkan cara-cara yang perlu ditempuh, juga
untuk meningkatkan budi pekerti ke jenjang kemuliaan, misalnya dengan cara
melatih diri untuk mencapai perbaikan bagi kesempurnaan pribadi. Latihan adalah
cara yang sangat tepat untuk membiasakan manusia beretika luhur bukan hanya
teori saja, tetapi benar-benar mengakar dalam hati sanubari setiap insan;
6.
etika menegaskan arti dan tujuan hidyp yang sebenarnya,
sehingga dapatlah manusia terangsang secara aktif mengerjakan kebaikan dan
menjauhkan segala kelakuan yang buruk dan tercela.
Dalam kehidupan sehari-hari sering terdengar bahwa
etika, memberikan hukuman kepada beberapa perbuatan bahwa sesuatu itu baik atau
buruk, benar atau salah, hak atau batil. Hukum ini merata di antara manusia,
baik yang tinggi kedudukannya maupun rendah, baik dalam perbuatan yang besar
maupun kecil. Diucapkan oleh ahli hukum dalam hukum undang-undang, oleh ahli
perusahaan dalam perusahaanya dan di berabgai kesempatan. Bahkan, oleh
anak-anak dalam permainan mereka, apakah artinya baik dan buruk dan dengan
ukuran apa dapat mengukur perbuatan yang diberi hukuman baik dan buruk.[2]
C. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak Moral, Budi Pekerti dan Etika
Secara umum, ada beberapa aliran yang mempengaruhi
pembentukan akhlak, moral, budi pekerti dan etika, diantaranya:[3]
a.
Aliran nativisme
Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruh terhadap
diri seseorang adalah faktor bawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa
kecendrungan, bakat dan akal.
b.
Aliran empirisme
Menurut aliran ini faktor yang paling mempengaruhi
pembentukan diri seseorang adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan sosial,
termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan.
c.
Aliran konvergensi
Menurut aliran ini faktor yang mempengaruhi
pembentukan akhlak yaitu faktor internal (bawaan) dan faktor dari luar
(lingkungan sosial).
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan
akhlak ada 6, yaitu insting, pola dasar bawaan, lingkungan, kebiasaan, kehendak
dan pendidikan.[4]
1.
Insting (Nurani)
Insting merupakan sifat
jiwa yang pertama yang membentuk akkhlak, akan tetapi suatu sifat yang masih
primitif, yang tidak dapat lengah dan dibiarkan begitu saja, bahkan wajib di
didik dan di asuh. Cara mendidik dan mengasuh insting kadang-kadang dengan
ditolak dan kadang-kadang pula diterima.
Macam-macam insting
a.
Insting menjaga diri sendiri
b.
Insting menjaga lawan jenis
c.
Insting merasa takut
2.
Pola Dasar Bawaan
Pada awal perkembangan
kejiwaan primitif, bahwa ada pendapat yang mengatakan kelahiran manusia itu
sama. Dan yang membedakan adalah faktor pendidikan. Tetapi pendapat baru
mengatakan tidak ada dua orang yang keluar di alam keujudan sama dalam tubuh,
akal dari akhlaknya.
Ada beberapa teori yang
mengemukakan masalah turunan, yaitu:
a.
Turunan (pembawaan) sifat-sifat manusia.
b.
Sifat-sifat bangsa (adat istiadad)
3.
Lingkungan
Lingkungan ialah suatu
yang melingkungi tubuh yang hidup. Lingkungan tumbuh-tumbuhan oleh adanya tanah
dan udaranya, lingkungan manusian ialah apa yang melingkungi dari negeri,
lautan, sungai, udara dan bangsa. Lingkungan terbagi menjadi dua macam, yakni lingkungan
alam dan lingkungan pergaulan.
Lingkungan terbagi menjadi
dua bagian, diantaranya;
a.
Lingkungan alam
b.
Lingkungan pergaulan
5.
Kebiasaan (adat istiadat)
Adat istiadat/kebiasaan adalah setiap tindakan dan
perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama
sehingga menjadi kebiasaan. Kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang terus
sehingga mudah dikerjakan bagi seseorang. Seperti kebiasaan berjalan,
berpakaian, berbicara, berpidato, mengajar dan lain sebagainya.
6.
Kehendak
Kehendak merupakan suatu
perbuatan yang ada berdasar atas kehendak dan bukan hasil kehendak. Contoh
berdasarkan kehendak adalah menulis, membaca, mengarang atau berpidato dan lain
sebagainya. Adapun contoh yang berdasarkan bukan kehendak adala detik hati,
bernafas dan gerak mata. Ahli-ahli mengatakan bahwa keinginan yang menang
adalah keinginan yang alamnya lebih kuat meskipun dia bukan keinginan yang
lebih kuat.
Kehendak juga merupakan suatu
kekuatan dari beberapa kekuatan. Seperti uap atau listrik, kehendak ialah
kehendak manusia dan dari padanya timbul segala perbuatan yang hasil dari
kehendak, dan segala sifat manusia dan kekuatannya seolah olah tidur nyenyak
sehingga dibangunkan oleh kehendak. Maka kemahiran penggunaan, kekuatan akal
ahli pikir, kepandaian bekerja, kekuatan urat, tahu akan wajib dan mengetahui
apa yang seharusnya dan tidak seharusnya, kesemuanya ini tidak mempengaruhi
dalam hidup, bila tidak didorongkan oleh kekuatan kehendak, dan semua tidak ada
harganya bila tidak dirubah oleh kehendak menjadi perbuatan.
7.
Pendidikan
Dunia pendidikan, sangat
besar sekali pengaruhnya terhadap perubahan prilaku akhlak seseorang. Berbagai
ilmu diperkenalkan, agar siswa memahaminya dan dapat melakukan perubahan pada
dirinya.
Dengan demikian,
setrategis sekali, dikalangan pendidikan dijadikan pusat perubahan perilaku
yang kurang baik untuk diarahkan menuju ke prilaku yang baik. Maka dibutuhkan
beberapa unsur dalam pendidikan, untuk bisa dijadikan agen, perubahan sikap dan
perilaku manusia, yaitu:
a.
Tenaga pendidik
b.
Materi pengajaran
c.
Metodologis pengajaran
d.
Lingkungan sekolah
IV. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Akhlak memiliki peranan
yang sangat penting pada diri manusia. Manusia terlahir dengan sebuah fitrah
yang suci, lingkunganlah yang kemudian akan mengarahkan manusia hendak menjadi
manusia yang baik ataukah sebaliknya menjadi manusia yang berakhlak kurang
baik.
Manusia yang diciptakan
dengan penuh kesempurnaan akal dan pikiran oleh Allah kemudian juga harus
berinteraksi dengan sekitarnya dengan cara yang dibenarkan sehingga kehidupan
bersama yang damai dan penuh dengan rasa aman dapat tercapai. Hal yang utama
yang mengatur ini semua adalah Akhlak manusia.
Ada beberapa hal; yang
mempengaruhi terbentuknya akhlak, etika, moral dan budi pekerti, diantaranya;
1.
Insting (Nurani)
2.
Pola dasar bawaan
3.
Lingkungan
4.
Kebiasaan
5.
Kehendak
6.
Lingkungan, serta
7.
Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M.Yatimin. 2006. Pengantar
Studi Etika, Jakarta : Raja grafindo Persada.
Amin, Muhammad 1987. Pengantar Il;mu Ahklak, Surabaya:
Express.
Azyumadi. 2002 Akhlak Dalam
Kehidupan Thasawuf, Jakarta: Rajag rafindo Persada .
Mustafa, Cet.3, 2005.
Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar